Sunday, April 14, 2013

Heaven Angel’s Story: When Love Blooms on Our Hearts | Chapter One: Fated Meeting

sebuah cerita yang berawal dari sebuah keluarga Heaven Angel's dalam game Emil Chronicle Online. sebuah campuran dari cerita nyata dan cerita imajinasi. semoga kalian suka ^_^

Characters:
Heaven Angel’s
-          Robie (Robie)
-          Blackmazk (Black)
-          Isthar Forestry (Isthar)
-          Kndie
-          Sand Wraith (Sand)
-          Virnsky
-          Sakura Wind (Winda)
-          Pure Cute (Pure)
-          Alie
-          Takasu Ryuji (Takasu)
-          Damon
-          Ceilia
-          Elfward
-          Sora
-          Specktra
-          SherKairi (Sherin)
-          Frei
-          Ienory

Chapter One: Fated Meeting
Di Acropolis, ibukota Acronia yang bertempat di Dunia Emil, terdapat seorang pemuda Dominion yang telah beranjak dewasa, bernama Robie. Robie dikenal dengan seseorang yang gemar mencari teman. Tak heran banyak sekali teman yang dimilikinya, bahkan dia sudah menganggap temannya itu seperti keluarganya sendiri. Dia merupakan salah satu dari anggota Ring Heaven Angel’s atau yang biasa disebut (disingkat) HA.

“Yo Robie!” Sapa Blackmazk, sahabat karib Robie.

“Yo Blek. Enggak jalan-jalan sendirian sama binimu?” Tanya Robie dengan nada bercanda.

“Pure lagi di markas. Masak-masak dia sama yang lain” Jawab Blackmazk.

“Ya udah de aku duluan ya. Mau jalan-jalan lagi.” Kata Robie.

“Sip! Sampe ketemu di markas!” Lambai Blackmazk sambil berjalan pergi.

Robiepun berjalan ke arah tengah Downtown. Saat berkeliling matanya menoleh ke arah seseorang gadis Emil yang cantik. Gadis itu terlihat sekitar 16-17 tahun. Rambutnya yang panjang dikuncir dua style minx berwarna pink. Kulitnya putih halus didampingi oleh baju sailor pinknya. Robie yang terpesona terus memandangnya sampai tidak sadar gadis itupun melirik ke arahnya dan tersenyum.

“Ya ampun… Manis sekali senyumnya… bagaikan bidadari yang turun dari surga” pikir Robie.

“Hey, misi dong orang juga mau lewat!” Seru seorang Emil pria mendorong Robie dengan kasar.

“Eh maaf?” Kata Robie yang segera melirik ke arah yang mendorongnya, Sasuke Uchiha.

“Hee anak ring HA ternyata? Ring sampah dan penakut” Ejek Sasuke.

“Asal kau tahu saja, kalau ring kami sampah kami tidak akan semaju ringmu yang banyak maho-mahonya dan selalu membuat keributan.”

Tampak Emil wanita berambut kuning emas style Songtress Gorgeus sedang memegang sebuah list. Wanita itu berpakaian Longing Blazer dan rok hitam yang serasi dengan black tight dan Fortunate boots. Rambutnya terhias sebuah pita hitam. Isthar Forestry salah satu druid Heaven Angel’s yang merupakan salah satu dari pengurus ring HA.

“Dan kalau kerjaanmu hanya untuk menghina orang pergi saja ke arena dan urus anggota ringmu sendiri yang maho. Kalau perlu urus juga dirimu sendiri yang sendiri.” Lanjut Isthar dengan nada dingin dan berjalan pergi.

“Argh kau !@#$%^&*(!@!” Seru Sasuke yang mukanya langsung merah padam karena omongan pedas dari sang druid.

Robie yang sadar segera kembali melirik ke arah gadis cantik yang dilihatnya. Sayangnya gadis itu sudah hilang. Dengan kecewa Robie terpaksa kembali ke arah base camp. Ekspresinya sudah seperti seseorang yang bengong karena setress. Muncul kndie sang ketua HA bersama Sand Wraith wakilnya dan Virnsky salah satu pengurus.

“Rob kau kenapa?” Tanya kndie.

“Dimahoin sama anak south lagi?” Tanya Sand

“Paling digrepe-grepe sama King Roper” Celetuk Virnsky.

“Daripada kalian urusin orang sini bantuin kami.” Kata Sakura Wind yang muncul sambil membawa sebuah keranjang isi baju-baju.

“Malas” Jawab ketiganya bersamaan.

“Kalian berani menantang?” Tiba-tiba muncul aura kegelapan dari belakang Winda.

“Uh oh” Kata kndie yang langsung segera mengambil keranjang baju tersebut dan membantu Winda.

“Jalan-jalan keluar de.” Kata Sand langsung buru-buru kabur dan langsung tidak sengaja menubruk Isthar yang baru saja hendak masuk.

“Aw!” Rintih Isthar.

“Ups! Sori-sori. Kau enggak apa-apa kan?” Tanya Sand.

“Enggak apa” Jawab Isthar yang langsung ke arah Winda. “Winda semuanya sudah beres.”

“Sip! Terima kasih ya Ist~.” Kata Winda senang.

“Makan siang sudah siap.” Kata Pure.

“Makannnn!” Seru Virnsky yang langsung menyerbu ruang makan.

“Kalo urusannya makan dan cewe aja langsung serbu” kata Isthar yang hanya di dengar oleh Sand, kndie dan Winda.

“Namanya juga Virnsky. Ya sudah kita makan siang dahulu” kata Winda.

“Oi Robie mau makan tidak?” tanya kndie.

Ternyata Robie masih bengong memikirkan tentang gadis cantik yang dilihatnya. Sampai-sampai dia tidak mengetahui apa yang telah terjadi di sekitarnya.

“On earth to Robi-chan.” kata Isthar sambil melambaikan tangannya di depan muka Robie.

“Wew, tampaknya dia kesambet setan ato hantu nih.” Kata kndie.

“Ya sudah seret aja ke ruang makan.” Kata Winda.

“Lalu siapa yang seret?” Tanya Isthar.

“Aku masih pegang keranjang ini.” Kata kndie sambil menunjukan keranjang yang di tangannya.

“Mana kuat aku menyeretnya sendirian.” Kata Sand.

“Ok not my fault kalo dia kenapa-kenapa.” Kata Isthar yang langsung menarik kerah baju Robie.

Semuanya tercengang melihat sang druid menyeret Robie dengan santainya, seakan-akan Robie hanyalah sebuah karung enteng yang hanya tinggal diseret. Robie yang terseret put akhirnya merasakan sakit yang terjadi di lehernya karena tercekik.

“Whut the? Aaaa! Sakit lepasin!” Teriak Robie kesakitan.

“Oh sudah balik dari alam lain? Bagus, aku tidak perlu menyeretmu lagi ke arah meja makan.” Kata Isthar sambil memasang muka -_-.

“Loh emang sekarang jam berapa?” Tanya Robie.

“Sudah jam 12 Tuan Robie yang suka bengong.” Jawab Isthar.

“WHATTTT?! Makan sianggggg!” Teriak Robie yang langsung lari ke meja makan.

“Robie Suram.” Koor Sand, kndie dan Winda.

“Yang penting dia sudah balik.” Kata Isthar juga berjalan ke arah ruang makan.

Ketiganyapun segera ke ruang makan bersama yang lainnya. Aktivitas berlanjut hingga malam hari. Untungnya saat itu hari kamis, maka itu tidak ada Knight Training membuat anggota HA (semuanya) senang karena bisa istirahat. Robie yang berada di kamarnya terus melamun.

“Sigh… Andai saja saat itu aku menghampiri dan menanyakan namanya…” Kata Robie mendesah pelan. “Apa ini ya yang namanya cinta pada pandangan pertama…”

Robie bangun ke arah mejanya. Dengan segera mengambil handphonenya sambil memasang earphone sambil mendengar lagu.

saat kita jumpa
ada rasa di dalam dada
kau tersenyum manja
membuatku terpana

  akupun tak kuasa
tuk menahan gejolak ini
ingin kukatakan
aku menyukaimu

hanya dirimu 
yang aku suka

terpesona ku pada pandangan pertama
dan ku tak kuasa menahan rinduku
senyumanmu slalu menghiasi mimpiku
ingin kupeluk dan kukecup keningmu
oh indahnya

kini kurasakan
getaran cinta di dalam dada
kuingin bersamamu
untuk selamana

  hanya dirimu
yang aku cinta
 

terpesona ku pada pandangan pertama
dan ku tak kuasa menahan rinduku
senyumanmu slalu menghiasi mimpiku
ingin kupeluk dan kukecup keningmu
oh indahnya

“Tampaknya… Aku benar-benar jatuh cinta…” Kata Robie sambil menutup matanya untuk tidur.

 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tiga hari telah berlalu, kondisi Robie tambah parah. Rasa galau dan penasaran yang dimilikinya semakin parah. Yang ada di pikirannya hanya gadis cantik tersebut. Baru kali ini pikirnya dia menyita waktunya hanya untuk terbayang akan gadis tersebut.

“hmm, kenapa aku sangat bodoh ya? andai saja waktu bisa di ulang kembali, aku akan memberanikan diriku untuk berkenalan dengannya.” kata robie dalam hati.

“Oi, Robie” Panggil Black.

Robie yang masuh berada di alam lamunannya tentu tidak mendengar panggilan Black.

“ROBBBBBBBB!” Teriak Black tepat di kuping Robie.

“Ya? Ya? Ya? Ada apa?” Tanya Robie yang seperti orang bodoh.

“Ada apa kau? Mikirin apaan sih? Siang-siang ngelamun. Nanti disambet setan kao.” Kata Black.

“Anu… Ehmmm… Itu…” Kata Robie yang sekarang seperti anak kecil yang kebingungan.

“Azzz! Kenapa toh kamu?” Tanya Black.

“Gini Black, kemarin-kemarin aku enggak sengaja melihat gadis cantik, cuma karena terpana jadi lupa untuk ajak kenalan.” Kata Robie sambil menjelaskan.

“Wahhhh! Ceritanya jatuh cinta nih anak. Kuncup tumbuh ni di hatimu.” Canda Black.

“Tiga hari belakangan ini yang terlintas di benakku cuma gambaran wajahnya terus menerus.” Kata Robie sambil menuangkan apa yang berada di pikirannya ke sobat karibnya itu. Tidak ada salahkan membagi rahasia kadang?

“Yahh! Dirimu sih menyia-nyiakan kesempatan" Kata Black.

“Ahh! Galau ni aku Black! Mau ngapa-ngapain pasti teringat wajahnya" Desah Robie yang gelisah.

“Ya sudah makan dulu sana, ada mie ayam spesial tuch” Canda blackmazk sambil tertawa.

“Hahahaha, itu kan iklan Mie Sedap.” Jawab Robie sambil tertawa juga.

Keduanya bercanda hingga tiba di tempat dimana para anggota Heaven Angel’s biasa berkumpul. Terlihat banyak sekali para anggota disana, bahkan kndie sang ketua pun ada. Tiba-tiba Alie, salah satu anggota HA datang.

“All! Aku mau kenalin ke kalian anggota baru ring Heaven Angel’s nih!” Kata Alie.

“Cewe ato cowo Lie?” Tanya Sand.

“Wah kalo cowo kesempatan buat jadi mahoanmulagi Lie. Wakakakakaka!” Tawa Virnsky ngakak yang langsugn dijitak Alie.

“Kalo cewe, buat aku ya” kata kndie bercanda.

“Ehemmm…” Gumam Winda sambil mengeluarkan aura kegelapannya lagi.

“Ampun say… kan cumin bercanda…” Kata kndie ketakutan sambil minta maaf terus.

“Wah! Kndie ikutan ISTI!” Tawa Robie terpingkal-pingkal.

“ISTI apaan toh Rob?” Tanya Takasu Ryuji, satu-satunya DEM di Heaven Angel’s.

“Ikatan Suami Takut Istri…” Jawab Isthar sambil memasang muka -_-.

“Nah tuh udah dijawab Isthar.” Kata Robie yang masih tertawa.

“HA HA HA HA!” Tawa semuanya.

“Lalu dimana anggota barunya?” Tanya Damon yang sedang bermanja-manja di pangkuan Isthar sambil tiduran.

“Mana mana mana???” Tanya Ceilia yang sedang bermain-main dengan rambut sang druid berambut kuning emas.

“Sabar… Tadi aku sudah sms dia. Sudah kusuruh kesini kok.” Kata Alie.

“Wah, bagi nomornya dong Lie.” Kata Black.

“Awas ya kalo kamu selingkuh mas.” Kata Pure.

“. . . (Mati de)” Pikir Black.

“Nah dimarahi binimu. Wakakakakaka!” Tawa Robie.

“Asem da” Umpat Black.

Yang lainnyapun juga tertawa. Tak lama setelah itu, datang seorang gadis yang menghampiri kerumunan anggota Ring Heaven Angel’s.

“Halo semua! Maaf lama, tadi sempat terjebak macet di Light Tower ^^” kata gadis itu.

Robie tercengangmelihat gadis itu. Gadis itu adalah gadis yang dia lihat kemarin-kemarin!

“Enggak apa-apa cc. Kita juga barusan kumpul-kumpul juga kok.” Kata Elfward.

“Boo… kalo cewe aja cepet tanggep kamu Elf.” Sindir Sora.

“Iya dong. Hehehe” Kata Elfward sambil cengengesan.

“Ini anggota barunya Lie?” Tanya Specktra.

“Hu uh. All kenalin ini anggota baru kita, namanya Sherin Kairi.” Kata Alie.

“Salam kenal semua ^^” Kata Sherin sambil membungkukan badannya.

“Salam kenal juga cc.” Kata cowo-cowo.

“Tunggu sebentar.”

Semuanya melirik ke arah druid berambut kuning emas yang masih duduk manis dengan Damon di pangkuannya.

“Uh oh… Sang tuan putri bertindak…” Pikir semuanya.

“Sebelom kau bergabung, apa alasanmu masuk ke Ring ini?” Tanya Isthar.

“Uhm, awal2 saya melihat ring ini salah satu dari ring ternama, lalu saya lihat banyak sekali anggota-anggota ring ini sangat baik. Saya juga dengan ring ini membela fraksi East dan berjuang dengan hebat. Maka itu saya ingin masuk.” Jawab Sherin sambil menjelaskan.

“Lalu umurmu?” Tanya Isthar lagi.

“Uhmm… 17 tahun.” Kata Sherin.

“Profesimu?”

“Saya seorang commando.”

“Kebiasaanmu?”

“Biasanya sih saya berburu boss stamp dan berlatih.”

Dan pertanyaan terus berlanjut.

“Memang paling nereka kalo yang introgasi si Isthar. Kapan selesainya ini.” Pikir semuanya lagi sambil bersweat drop.

“Ok selamat bergabung di Heaven Angel’s. Dan selamat kau baru saja menjadi salah satu dari adik angkatku.” Kata Isthar sambil tersenyum.

“Eh?” Tanya Sherin.

“WHATTTTT?!?!” Seru yang pria.

“Any objection?” Tanya Isthar ke arah para pria yang dibelakangnya Shinigami yang membawa sabit.

“Ti-tidak…” Jawab para pria.

“Neraka benar-benar ada…” Pikir para pria.

“Hore! Artinya Sherinpun juga dimanja-manja seperi aku dong?” Tanya Damon.

“Tentu saja.” Jawab sang druid sambil mengelus-elus kepala Damon.

“Sudah berapa adik tuh yang Isthar angkat?” Bisik kndie.

“Legreta, Calcedny, Estelise, Damon, Sena, Pure, belum lagi yang di luar ring…” Hitung Sand.

“Istri-istrikupun jadi adiknya T_T” Tangis Virnsky.

“Siapa yang mau sama kau jelekz.” Seru Legreta, Calcedny dan Estelise langsung menuju ke arah Isthar dan dimanja.

“Tabah Virn.” Kata Sand menepuk pundak Virnsky yang sekarang sudah OTL mode.

Setelah acara kumpul-kumpul selesai, Robie menghampiri Sherin.

“Er… Namamu jadi Sherin ya?” Tanya Robie.

“Iya. Eh kakak kan tiga hari yang lalu berada di dekat tengah Downtown bukan? Jadi kakak anggota Ring Heaven Angel’s? Wah salam kenal ya kak!” Kata Sherin.

“Iya… Ehehehe. Ngomong-ngomong jangan panggil aku kakak. Panggil saja aku Robie. Salam kenal juga ya Sherin.” Kata Robie.

“Oke sebelum tambah malam, kita semua langsung ke markas untuk makan malam.” Kata Winda.

“Setuju. Lagipula sekarang sudah jam 5. Hari ini siapa yang bertugas masak?” Tanya Frei.

“Aku saja yang masak. Kemarin kau dan Pure kan sudah masak. Giliran lagi.” Kata Ienory.

“Kalau begitu aku bantu kau Ienory.” Kata Isthar.

“Sip! Yuk kita semua balik!” Seru kndie.

Sherin yang masih baru hanya mengikuti yang lainnya.

“Sherin ikut aku sebentar ya.” Kata Winda.

Sherin hanya mengangguk dan mengikuti Winda. Keduanya berjalan melewati beberapa kamar. Mereka berhenti di sebuah kamar dengan pintu yang di cat warna pink.

“Disini akan menjadi kamarmu. Untuk smentara perabot kamar ini hanya ada sebuah meja, kursi dan sebuah ranjang. Nanti kalau kau ingin meminta tambahan bilang saja sama kami.” Kata Winda.

“Oke! Terima kasih cc.” Kata Sherin.

“Oh iya kalau kau kebingungan tentang anggota disini, kami biasa menempel sebuah list yang isinya tentang nama anggota, job, tugas di ring ini dan ciri-cirinya. Nanti jam 6 mulai makan. Selamat beristirahat ya.” Kata Winda sambil berjalan pergi.

Sherin memasuki ruangan itu. Terlihat meja dan kursi yang masih rapid an ranjang yang berdekatan dengan jendela. Sebuah lampu duduk terletak di meja tersebut dan lampu besar di bagian langit-langit ruangan. Di atas meja terdapat sebuah kertas. Sherin langsung melihat kertas tersebut.

Malam hari, Robie yang berada di ranajngnya tersenyum-senyum sendiri.

“Tampaknya pertemuan dengannya memang takdir. Terima kasih ya Tuhan atau apapun itu!” Kata Robie langsung mengambil selimut dan tidur.

to be continued

Go to: Chapter Two